NGUNDUH WOHING PAKARTI

 1.  MANUSIA DALAM ISTIDRAJ

By, Amad Shoffanuddin
Bin Muslimin

Sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, dimana seseorang itu tampak kehidupannya bahagia, serba kaya dan selalu berhasil dalam menjalani usaha apapun yang dia lakukan, padahal nyata-nyata dia jauh dari perintah Alloh SWT dan tidak melaksanakan anjuran dari nabinya. Di dalam kehidupannya terkesan jauh dari nilai-nilai agama yang dia anut bahkan kecenderungannya selalu ingkar. Namun begitu kita lihat dalam kehidupannya terus meningkat, baik itu dari segi kekayaan, pangkat, jabatan maupun strata sosialnya. Maka jangan heran terhadap kasus-kasus seperti ini, di jaman sekarang banyak kita temukan, inilah yang di dalam agama islam di namai dengan istidraj, yaitu suatu kondisi dimana Alloh SWT membiarkan dan memposisikan orang seperti ini di dalam perangkapnya. Alloh SWT membiarkan dia dalam kondisi terbuai, terlena nyaman dalam kesesatannya sehingga semakin bertambah dosa-dosanya, dan nanti akan dahsyat pula siksaannya. 

Dalam anggapan manusia harta, pangkat, jabatan yang dia peroleh adalah dari keberkahan hidupnya padahalal hidupnya jelas-jelas tidak berkah karena jauh dari perintah Alloh SWT.

Disaat inilah Alloh SWT telah mencabut keberkahan hidupnya.

Benar sekali hadis yang telah diriwayatkan oleh Ahmad bahwa, bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah. 

Diatas tadi saya menyinggung tentang jebakan/perangkap Alloh SWT, benarlah demikian karena bukan hanya kesengsaraan saja yang di golongkan dalam cobaan/ujian namun kenikmatan juga sebuah ujian, bahkan efeknya sangat membahayakan bagi jiwa pelakunya, karena akan membawa efek lupa, takabbur, congkak, kurang peka dan membanggakan diri.

Kebanyakan manusia seringkali kuat mengalami ujian yang menyengsarakan dan menggerus dada, namun tak pernah kuat dengan kenikmatan yang berlebih-lebih yang seharusnya manusia lebih ringan dalam hidup, lebih bahagia dan lebih banyak kesempatan dalam beribadah, namun justeru memberi efek sebaliknya.

Alloh SWT pada dasarnya tidak menghalangi manusia untuk kaya raya, bahagia, tinggi jabatannya, namun Alloh hanya tidak ingin hambanya hidup dalam keadaan lupa, ingkar dan sombong. Oleh karena itu hidup yang serba kekurangan, serba cobaan bisa jadi itu lebih baik pada akhirnya nanti karena manusia berkecenderungan untuk selalu merintih, mengaduh dan berdoa kepada Tuhannya.

Keingkaran yang dilakukan manusia dalam istidrajnya seringkali tidak disadari bahwa itu hanyalah perangkat maut yang akan membinasakan hidupnya, maka semakin jauh pula dia jauh dari ketaatan kepada Alloh SWT dan tentunya tingkat bahagianya juga semakin tak terukur, tingkat lupanya juga semakin tak terukur, nah di saat inilah lalu Alloh SWT membinasakannya, dan tentunya derita yang dialami manusia istidraj juga semakin dahsyat pula.

Inilah suatu siksa yang di sengajakan oleh Alloh SWT untuk memberi hukuman, tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Alloh SWT pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Alloh siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. 

Sungguh mengerikan..

Semoga kita terjaga dari istidraj, Amin...

Wallohu'alam

2. RENUNGANKU

By, 
Amad Shoffanuddin 
Bin Muslimin

Hidup bukan hanya berhenti di dunia saja, kalau hanya di dunia, pertanyaannya untuk apa Alloh menciptakan dunia seisinya dengan begitu mahal dan hebat ini ? Ini menunjukan bahwa Alloh sengaja menciptakan Alam seisinya sebagai fasilitas  manusia untuk mendapatkan sebuah catatan (pahala dan dosa), bukankah sangat pantas manusia mendapatkan catatan dosa dan pahala..bukankah semua manusia telah di lengkapi dengan cipta, rasa dan karsa. Kalau hidup hanya sampai di dunia dan setelah itu musnah tak berbekas rasa-rasanya tidak mungkin, lalu bagaimana dengan prinsip kehidupan itu sendiri bahwa segala sesuatu berawal dari yang tidak ada kemudian di adakan dan akan di tiadakan lagi, lalu setelah di tiadakan kemana ruh akan pergi ? Bukankah ruh itu bersifat kekal dan tidak pernah musnah..?

Pengadilan dan keadilan itu bukan hanya di dunia saja, kalau hanya di dunia saja, pertanyaannya bagaimana Alloh akan memberi penghargaan dan balasan kepada manusia yang berpahala dan beramal baik, dan bagaimana dengan nasib orang-orang jahat dan berbuat kerusakan, lalu bagaimana nasib orang-orang yang hidupnya di dholimi orang lain sedangkan dia tidak mampu membalasnya, padahal ingin membalasnya, adilkah itu semua..? jika hidup berakhir saja tanpa pengadilan dan keadilan maka sangat bertentangan dengan prinsip dasar hukum alam dan hukum kemanusiaan itu sendiri yakni manusia enggan untuk di sakiti, jangankan manusia hewanpun tak rela bila di sakiti, maka yakin sekali bahwa balasan baik dan buruk diatas keadilan itu nyata.

Bersuami isteri itu bukan hanya berakhir di dunia saja, kalau hanya berakhir di dunia,

pertanyaannya, bagaimana dengan pasangan suami isteri yang menjalin rumah tangga penuh cinta dan komitmen bersama , mereka membina dengan perjuangan dan air mata, bukankah mereka mengharap untuk abadi, bukankah mereka pantas untuk mendapat penghargaan..? Bukankah pernikahan itu suci dan harus ada disaksinya..? dan Alloh juga telah ridho menjadi saksinya. Juga bagaimana nasib pasangan yang terhianati, terluka, dan telah berbeda prinsip lalu ingin berpisah namun tak terwujud sampai meninggalnya, padahal mereka sudah tidak menginginkan bersama lagi, Apakah Alloh akan membiarkan mereka tetap bersama sampai di akhirat..? Kalau di ukur dari pertimbangan akal sehat dan ranah pesikologis itu sangat tidak masuk akal dan berlawanan dengan naluri jiwa. Maka yakin bahwa pasangan yang berumahtangga dengan penuh perjuangan, ketulusan, saling setia, saling menjaga akan di pertemukan kembali, dan yang tidak setia, tidak tulus, mencurangi akan terpisahkan diantara mereka, karena mereka telah beda pandangan, beda prinsip dan telah timbul rasa benci diantara mereka.

Seorang tersangka kejahatan akan sangat panjang untuk mendapatkan vonis atas perbuatannya, banyak sekali hal yang harus di ungkap oleh hakim berikut bukti kejahatannya, bisa berbulan bulan bahkan bertahun-tahun baru dapat vonis hukumannya, pertanyaannya, bagaimana mungkin seseorang di akhirat itu akan cepat mendapat vonisnya,ke surga atau neraka, sedangkan yang di hisab itu meliputi semua perbuatannya baik itu yang baik maupun yang buruk, ini akan membutuhkan waktu yang samgat panjang karena melibatkan pertanggungjawaban  fisiknya, hatinya dan pikirannya, semuanya akan di mintai pertanggung jawaban, sedangkan jumlah manusia itu sangat banyak berjuta-juta bahkan bermilyar-milar. Pantas saja jika kita akan mendapat antrian yang sangat panjang sedangkan diakhirat kelak belum tau tempatnya seperti apa, bisa jadi tak ada tempat bernaung, betapa haus, lapar panasnya saat itu, bahkan konon kabarnya kita akan tenggelam dengan keringat kita sendiri, kita bayangkan saja, kita hanya terkena panas matahari di dunia saja keringat kita bercucuran dan kelabakan, apalagi di akherat kelak mau seperti apa, padahal saat itu penuh lautan manusia dengan bermacam macam warna kulit, keringat dan tabiat. Sangat masuk akal bila hidup setelah mati itu akan sangat panjang, dan sangat melelahkan.

Sangat masuk akal bila orang orang kecil itu akan ringan pertanggungjawabannya di akherat kelak, sebab mereka hidupnya serba biasa, sederhana dan segala sesuatunya serba minim, harta benda minim, pangkat jabatan tidak punya, tidak banyak tingkah laku yang memungkinkan peluang dosa, bersosialisasi dengan orang lain juga terbatas, meminimkan dosa kepada sesama, bagaimana mungkin orang seperti ini akan mendapatkan  banyak tilangan dari Alloh, pertanyaannya lalu apa yang harus di pertanggungjawabkan orang seperti ini.? seandainyapun itu ada itupun sedikit dan kemungkinan akan lebih cepat proses penghisabannya, dan ketika dia harus di siksa atas dosanya tentunya akan lebih singkat waktunya dan akan lebih cepat diangkat kesurganya. 

Wallohu'alam

3.  ๐˜’๐˜ˆ๐˜”๐˜œ ๐˜”๐˜Œ๐˜•๐˜ˆ๐˜•๐˜ˆ๐˜” ๐˜ˆ๐˜—๐˜ˆ..?

๐˜‰๐˜ฆ๐˜ต๐˜ถ๐˜ญ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข-๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ต๐˜ถ๐˜ข :

๐˜”๐˜Œ๐˜•๐˜ˆ๐˜•๐˜ˆ๐˜” ๐˜๐˜›๐˜œ ๐˜ˆ๐˜’๐˜ˆ๐˜• ๐˜”๐˜Œ๐˜”๐˜ˆ๐˜•๐˜Œ๐˜•
๐˜ˆ๐˜—๐˜ˆ-๐˜ˆ๐˜—๐˜ˆ ๐˜ ๐˜ˆ๐˜•๐˜Ž  ๐˜‹๐˜ ๐˜›๐˜ˆ๐˜•๐˜ˆ๐˜” ๐˜๐˜›๐˜œ๐˜“๐˜ˆ๐˜ ๐˜ ๐˜ˆ๐˜•๐˜Ž ๐˜ˆ๐˜’๐˜ˆ๐˜• ๐˜‹๐˜ ๐˜—๐˜ˆ๐˜•๐˜Œ๐˜•

๐˜Š๐˜ฐ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ฐ๐˜ฉ,
๐˜”๐˜Œ๐˜•๐˜ˆ๐˜•๐˜ˆ๐˜” ๐˜—๐˜ˆ๐˜‹๐˜ ๐˜ˆ๐˜’๐˜ˆ๐˜• ๐˜—๐˜ˆ๐˜•๐˜Œ๐˜• ๐˜—๐˜ˆ๐˜‹๐˜
๐˜”๐˜Œ๐˜•๐˜ˆ๐˜•๐˜ˆ๐˜” ๐˜™๐˜œ๐˜”๐˜—๐˜œ๐˜› ๐˜ˆ๐˜’๐˜ˆ๐˜• ๐˜—๐˜ˆ๐˜•๐˜Œ๐˜• ๐˜™๐˜œ๐˜”๐˜—๐˜œ๐˜›
๐˜”๐˜Œ๐˜•๐˜ˆ๐˜•๐˜ˆ๐˜” ๐˜’๐˜Œ๐˜‰๐˜ˆ๐˜๐˜’๐˜ˆ๐˜• ๐˜ˆ๐˜’๐˜ˆ๐˜• ๐˜—๐˜ˆ๐˜•๐˜Œ๐˜• ๐˜’๐˜Œ๐˜‰๐˜ˆ๐˜๐˜’๐˜ˆ๐˜•
๐˜”๐˜Œ๐˜•๐˜ˆ๐˜•๐˜ˆ๐˜” ๐˜’๐˜Œ๐˜‰๐˜œ๐˜™๐˜œ๐˜’๐˜ˆ๐˜• ๐˜ˆ๐˜’๐˜ˆ๐˜• ๐˜—๐˜ˆ๐˜•๐˜Œ๐˜• ๐˜’๐˜Œ๐˜‰๐˜œ๐˜™๐˜œ๐˜’๐˜ˆ๐˜•

๐˜”๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข,
๐˜”๐˜œ๐˜š๐˜›๐˜ˆ๐˜๐˜๐˜“ ๐˜‘๐˜๐˜’๐˜ˆ ๐˜”๐˜Œ๐˜•๐˜ˆ๐˜•๐˜ˆ๐˜” ๐˜’๐˜Œ๐˜‰๐˜ˆ๐˜๐˜’๐˜ˆ๐˜• ๐˜ ๐˜ˆ๐˜•๐˜Ž ๐˜‹๐˜๐˜—๐˜ˆ๐˜•๐˜Œ๐˜• ๐˜’๐˜Œ๐˜‰๐˜œ๐˜™๐˜œ๐˜’๐˜ˆ๐˜•
๐˜”๐˜œ๐˜š๐˜›๐˜ˆ๐˜๐˜๐˜“ ๐˜‘๐˜๐˜’๐˜ˆ ๐˜”๐˜Œ๐˜•๐˜ˆ๐˜•๐˜ˆ๐˜” ๐˜’๐˜Œ๐˜‰๐˜œ๐˜™๐˜œ๐˜’๐˜ˆ๐˜• ๐˜ ๐˜ˆ๐˜•๐˜Ž ๐˜‹๐˜ ๐˜—๐˜ˆ๐˜•๐˜Œ๐˜• ๐˜’๐˜Œ๐˜‰๐˜ˆ๐˜๐˜’๐˜ˆ๐˜•

๐˜š๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ข ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ด๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ด ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฉ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฎ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ณ ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ช.

๐˜›๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด...
๐˜’๐˜ˆ๐˜”๐˜œ ๐˜”๐˜Œ๐˜•๐˜ˆ๐˜•๐˜ˆ๐˜” ๐˜ˆ๐˜—๐˜ˆ..?
๐˜๐˜›๐˜œ๐˜“๐˜ˆ๐˜ ๐˜ ๐˜ˆ๐˜•๐˜Ž ๐˜‹๐˜๐˜—๐˜ˆ๐˜•๐˜Œ๐˜•


4.  SUAMI SUKSES ADA ISTRI YANG HEBAT

By, 
Amad Shoffanuddin 
Bin Muslimin

Banyak yang mengatakan, kalau di balik sukses nya seorang laki-laki pasti ada wanita hebat dibelakangnya. Sudah banyak kisah yang telah membuktikan hal ini, misalnya kisah di balik kesukseksan Bapak Habibie ada sosok Ibu Ainun.  Cinta mereka adalah cinta yang sebenarnya dan abadi.

Pria tidak akan pernah terlepas dari sosok wanita didalam kehidupannya. Sulit membayangkan jika hidup tanpa kehadiran seorang wanita. Pastinya akan terasa hampa dan tidak ada harapan.

Ini yang menjadi alasan mengapa dibalik kesuksesan pria sebegitu bergantungnya terhadap peran wanita di belakangnya.

Berikut ini, alasan mengapa dibalik kesuksesan seorang pria ada wanita dibaliknya.

1. SETIA
Seorang isteri yang pandai menjaga diri dan harta suami, di saat suami terpuruk, istri adalah orang yang selalu setia mendampingi suami. Sejatuh apapun suami seorang isteri tidak  mencemooh, karena istri adalah wanita setia yang selalu ada untuk suami. Selalu ada baik suka maupun duka, selalu setia baik masih cinta maupun tidak cinta dan kesetiaannya itu tidak berubah. Bila seorang isteri tidak setia akan fatal akibatnya, semua lini akan terkena imbasnya.

2. WANITA PENYEMANGAT HIDUP
Istri juga penyemangat hidup bagi para pria. Hanya cinta kepada istri dan keluargalah yang membuat pria selalu berusaha keras berjuang demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Istri juga selalu menyemangati di saat sedang lelah, terpuruk atau mengalami masa-masa sulit lainnya sehingga suami dapat bangkit dan tidak patah semangat.

3. PENDENGAR SETIA
Jika ada masalah, istri adalah teman curhat yang terbaik, bukan malah mencibir dan menjatuhkan mentalnya. Selalu bisa menjadi pendengar sejati saat kita membutuhkan.

4. PENDUKUNG USAHA
Istri selalu menjadi pendukung yang setia, selalu berdoa mendukung kita dalam usaha. Sangat ironis jika isteri menuntut kesuksesan sang suami namun dibelakang selalu berbuat curang dan menghianati.

5. PERHATIAN
Istri memberikan perhatiannya kepada suami, baik di depan maupun di belakang suami, bukan hanya di depan saja perhatiannya namun di belakangnya dia menjatuhkan suaminya. Sama suaminya mukanya kecut sedangkan sama orang lain bermanis-manis. Dari bangun sampai tidur kembali, istri mencurahkan seluruh hidupnya demi  keluarganya.

6. SABAR
Di saat kita memiliki masalah dalam membangun kesuksesan, terkadang istri sering menjadi pelampiasan. Namun begitu isteri tetap mengerti dan selalu bersabar untuk kita.

7. PENGERTIAN
Harapannya seorang istri adalah orang yang paling mengerti kita. Mengerti untuk memberikan sikap positif, bukan malah mencari kelemahan dan kelengahan suami untuk dimanfaatkannya. Dia tahu apa yang suami butuhkan. Seperti sudah ada sinyal batin, sehingga membuat istri menjadi sosok yang paling mengerti tentang hidup suaminya.

Itulah peran penting seorang isteri bagi suami, begitu berartinya dia karena dapat memberi pengaruh di semua sendi kehidupan sang suami.
Jangan pernah berharap suami sukses dalam dunia dan akhirat bila isterinya adalah sosok yang rapuh dan lemah. 

Wallohua'lam


5.  BIBIT, BOBOT DAN BEBET

By, 
Amad Shoffanuddin 
Bin Muslimin

Mencari mantu/menentukan pasangan hidup menurut filosofi Jawa

BIBIT (Asal usul/keturunan)
            Di sini kita diajarkan untuk konsen terhadap asal-usul calon menantu dan calon pasangan hidup.Jangan sampai memilih menantu/pasangan hidup bagai memilih kucing dalam karung, yang asal-usulnya tidak jelas, keluarganya juga remang-remang, kita harus selektif karena tatkkala orang tuanya adalah orang yang suka mencuri, tukang selingkuh atau suka memfitnah maka keturunannya juga akan mewarisi sifat tersebut, ini sistem genetika maka akan ada kecenderungan untuk melakukan hal yang sama kelak di kemudian hari,bila ini terjadi bisa sangat fatal.
Ingatlah akan pepatah :
"Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya"
"Air cucuran atap jatuhnya ke pelimpahan juga"
            Namun, bukan berarti kita harus mencari keturunan โ€œdarah biruโ€, tetapi setidaknya calon menantunya punya latar belakang yang jelas dan berasal dari keluarga yang baik-baik.

BOBOT (Karakter/ kualitas diri)
            Baik lahir maupun batin. Meliputi keimanan (kepahaman agamanya), pendidikan, pekerjaan, kecakapan, dan perilaku.Rekam jejak ini sangat penting untuk kita amati, karena ketika kita menemukan orang yang sudah rusak kerpribadiannya maka rusak pula fisiknya.Kerusakan pada pribadi ini sedikit banyak akan menurun ke anak cucu keturunan seorang manusia.Seorang anak akan ada kecenderungan mewarisi kerusakan sifat tersebut. Filosofi bebet ini mengajarkan kepada Kita ketika mau ngundhuh mantu/mencari pasangan haruslah mempertimbangkan hal-hal tersebut dengan selektif.

BEBET (Kedudukan/kekayaan)
            Bebet ini masuk dalam urutan ke tiga, ini memang penting tapi tidak terlalu penting. Dalam filosofi Jawa mengatakan, โ€œAja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemaremanโ€, (Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi). 
Tetapi alangkah baiknya hal ini juga menjadi pertimbangan juga karena status sosial adalah kebutuhan dasar seorang manusia.

Demikianlah prinsip dasar dalam memilih calon mantu dan pasangan hidup dalam filosofi jawa kuno, perinsip dasar tersebut untuk bisa di lakukan kalau kita ingin selamat dan tidak ingin celaka baik dunia dan akherat. Waspadalah..


6.  ๐˜š๐˜ˆ๐˜“๐˜ˆ๐˜ ๐˜’๐˜ˆ๐˜—๐˜™๐˜ˆ๐˜ ๐˜‰๐˜Œ๐˜™๐˜๐˜๐˜’๐˜๐˜™

๐˜‰๐˜บ.
๐˜ˆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฅ ๐˜š๐˜ฉ๐˜ฐ๐˜ง๐˜ง๐˜ข๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ฅ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฏ 
๐˜‰๐˜ช๐˜ฏ ๐˜”๐˜ถ๐˜ด๐˜ญ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ช๐˜ฏ

๐˜’๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ข๐˜ด๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ง๐˜ช๐˜ฌ๐˜ช๐˜ณ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ด๐˜ช๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช ๐˜ด๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ช๐˜ณ๐˜ถ ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ข๐˜ต๐˜ถ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ. ๐˜’๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ข๐˜ด๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ง๐˜ช๐˜ฌ๐˜ช๐˜ณ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ด๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ช๐˜ณ๐˜ถ ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ด๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ด๐˜ช๐˜ข ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ต ๐˜ซ๐˜ข๐˜ถ๐˜ฉ ๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ฉ ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ต๐˜ช๐˜ง๐˜ช๐˜ต๐˜ข๐˜ด ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช๐˜ข๐˜ฏ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ด๐˜ช๐˜ง๐˜ข๐˜ต ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ช๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ข๐˜ซ๐˜ข.

๐˜Š๐˜ฐ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ฐ๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ด๐˜ข๐˜ญ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข,
๐˜š๐˜ฆ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช ๐˜จ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ถ ๐˜ด๐˜ข๐˜ข๐˜ต ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ด๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ช ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ค๐˜ช๐˜ต๐˜ข-๐˜ค๐˜ช๐˜ต๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ, ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ช ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ต๐˜ข๐˜ด๐˜ช ๐˜จ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ญ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ถ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ฏ๐˜ฐ๐˜ฏ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ฌ, ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ช ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฃ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜จ๐˜ช, ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ธ๐˜ข๐˜ฉ, ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ธ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ถ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ต ๐˜ถ๐˜ด๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ซ๐˜ถ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฆ๐˜ฏ.
๐˜’๐˜ฆ๐˜ต๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜จ๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ญ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ช๐˜ฉ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ญ๐˜ข๐˜ญ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜จ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ถ, ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ต๐˜ถ๐˜ด ๐˜ข๐˜ด๐˜ข.

๐˜š๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜จ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ถ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ญ๐˜ถ ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช๐˜ณ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ฑ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ช๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข, ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ถ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฑ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ช๐˜ณ-๐˜ฑ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ช๐˜ณ ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ต๐˜ถ๐˜ซ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฑ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข, ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜จ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ-๐˜ซ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฑ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ค๐˜ช๐˜ฑ๐˜ต๐˜ข ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ต๐˜ช, ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ช๐˜ข ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ค๐˜ช๐˜ญ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ต ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ. ๐˜๐˜ต๐˜ถ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ข ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ง๐˜ฆ๐˜ฌ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ณ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜จ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ซ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ˆ๐˜ญ๐˜ญ๐˜ฐ๐˜ฉ ๐˜š๐˜ž๐˜› ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ญ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜จ๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ญ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ช๐˜ฉ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข.

๐˜‰๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ฉ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜จ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ถ, ๐˜ฃ๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ฉ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ธ๐˜ข๐˜ซ๐˜ช๐˜ฃ ๐˜ด๐˜ต๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ด ๐˜ต๐˜ถ๐˜ซ๐˜ถ๐˜ฉ ๐˜ต๐˜ถ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ญ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ด๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ธ๐˜ข๐˜ซ๐˜ช๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ฐ๐˜ฌ๐˜ฐ๐˜ฌ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ช ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข ๐˜ช๐˜ด๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜บ๐˜ข๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ด๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ณ, ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ญ ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ญ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜จ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช๐˜ด๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข, ๐˜ซ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ด-๐˜ซ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ด ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ˆ๐˜ญ๐˜ญ๐˜ฐ๐˜ฉ ๐˜š๐˜ž๐˜› ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฌ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ซ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ช, ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ ๐˜ด๐˜ข๐˜ซ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜จ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ซ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข , ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ญ๐˜ข๐˜จ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ด๐˜ข ๐˜จ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ถ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ต๐˜ถ๐˜ด ๐˜ข๐˜ด๐˜ข  ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ญ๐˜ข ๐˜จ๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ญ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ช๐˜ฉ ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ช๐˜ข ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ต.
๐˜๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ต๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ, ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ pertama dan ๐˜ฑ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ด๐˜ช๐˜ฑ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ญ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ด๐˜ช๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ณ๐˜ข๐˜ต ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ต๐˜ข๐˜ณ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ช๐˜ด๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข (๐˜ด๐˜ฉ๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ) ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ญ๐˜ข๐˜จ๐˜ช ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฃ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ, ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฉ, ๐˜ฎ๐˜ฐ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ญ ๐˜ฅ๐˜ด๐˜ฃ. 

๐˜”๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ต-๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ต ๐˜ญ๐˜ข๐˜จ๐˜ช ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ธ๐˜ข ๐˜ฉ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฎ "๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฏ" ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ช๐˜ด๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ซ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ญ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ณ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ญ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ต ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ด๐˜ต๐˜ข๐˜ต๐˜ถ๐˜ด๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข "๐˜ฃ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ญ ", ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ญ๐˜ถ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช ๐˜ด๐˜ต๐˜ข๐˜ต๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ช ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข ๐˜ช๐˜ด๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ญ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ข ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ต.

๐˜—๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ญ๐˜ถ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ข๐˜ฃ๐˜ด๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ต๐˜ข๐˜ต๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข, ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ด๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ช ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ช๐˜ด๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช..? ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ช๐˜ด๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฆ๐˜จ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ข ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ต..?  ๐˜ˆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฃ๐˜ช๐˜ญ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฆ๐˜จ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ข ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ต ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ช๐˜ด๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ด๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ญ ( ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ข๐˜ช ๐˜ฉ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฎ "๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฏ" ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ช๐˜ด๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ )

๐˜’๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ-๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜จ๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ธ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ช๐˜ด๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ, ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ, ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช๐˜ฌ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ต ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ด๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ณ๐˜ช. ๐˜ˆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฃ๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ฉ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ถ ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ต ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ช๐˜ด๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ, ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ..? 

๐˜š๐˜ฆ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ด๐˜ช๐˜ด๐˜ธ๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ด๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ด ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ญ๐˜ข ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ธ๐˜ข๐˜ต๐˜ช ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ด ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ถ๐˜ซ๐˜ช๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฏ๐˜ช๐˜ญ๐˜ข๐˜ช ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ช๐˜ฌ, ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ต๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ช๐˜ง๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ช๐˜ซ๐˜ข๐˜ด๐˜ข๐˜ฉ, ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜จ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ข ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ด๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ, ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ด๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฑ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต ๐˜ช๐˜ด๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ช๐˜ญ๐˜ข ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฏ-๐˜ณ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ช๐˜ฌ ๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ข.

๐˜‰๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ฉ-๐˜ฃ๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ฉ ๐˜ด๐˜ข๐˜ซ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ช๐˜ด๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ, ๐˜ฃ๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ฉ-๐˜ฃ๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ฉ ๐˜ด๐˜ข๐˜ซ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ด๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ, ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ญ๐˜ถ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ต ๐˜ซ๐˜ถ๐˜จ๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ธ๐˜ข ๐˜ต๐˜ช๐˜ต๐˜ช๐˜ฌ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ณ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ช๐˜ด๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข. ๐˜’๐˜ญ๐˜ข๐˜ช๐˜ฎ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ช๐˜ด๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ด๐˜ช๐˜ข ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ด๐˜ช๐˜ด๐˜ช ๐˜ˆ๐˜ญ๐˜ญ๐˜ฐ๐˜ฉ ๐˜š๐˜ž๐˜›. ๐˜ˆ๐˜ญ๐˜ญ๐˜ฐ๐˜ฉ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช ๐˜จ๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ฐ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข. ๐˜ˆ๐˜ญ๐˜ญ๐˜ฐ๐˜ฉ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข ๐˜ช๐˜ด๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ.

๐˜๐˜ฏ๐˜ช๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ญ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฏ, ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ญ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ญ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ต ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ต ๐˜ฑ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ด๐˜ช๐˜ฑ๐˜ช๐˜ญ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ ๐˜ด๐˜ต๐˜ข๐˜ต๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ณ๐˜ช ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ.

๐˜ž๐˜ข๐˜ญ๐˜ญ๐˜ฐ๐˜ฉ๐˜ถ'๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ

7.  POHON DAN BUAH

Oleh,
Amad Shoffanuddin
Bin Muslimin

          Bias pelangi akan indah dalam pandangan mata saat hati dalam kondisi tenteram penuh kedamaian. Rembulan di malam hari akan terasa syahdu saat hati kita tenteram penuh kedamaian.
          Ternyata semua yang tampak dalam pandangan mata itu akan terasa indah dan dapat ternikmati bila kondisi hati berbinar penuh kedamaian, ketenangan dan kegembiraan.
          Hidup ini bukan sekedar mencari kebahagiaan saja tapi jauh yang lebih berarti yaitu ketenangan. Kalau hanya sekedar mencari kebahagiaan seharusnya dengan harta saja manusia akan bahagia, tetapi kenyataannya banyak manusia yang tidak terbahagiakan sebab harta, dengan hartanya yang melimpah justeru di situ menjadi sumber masalah dan sumber kegelisahan. 
          Banyak manusia yang menganggap kebahagiaan itu terletak pada nafsu birahi, dengan mengumbar nafsu semaunya tanpa aturan syar'i agar bisa berbahagia, dengan mengeksploitasi nafsu birahi dari waktu ke waktu di anggap akan membahagiakan.Tapi benarkah akan bahahia..? Bahagia emang iya.. gembira emang iya... tapi hanya sesaat saja tentunya.. setelah itu dampaknya jauh lebih menyengsarakan.
          Sebenarnya kalau kita mencari kebahagian yang sifatnya sejati kita tidak akan pernah menemukannya didunia ini, karena didunia ini apapun itu bentuknya akan selalu berubah dan berganti dari waktu ke waktu. Tangis dan tawa senantiasa mengiringi kehidupan dunia. Lain halnya kalau yang kita cari dan kita upayakan adalah ketenangan, dalam hal ini adalah ketenteraman batin, maka kita akan bisa menemukannya, jiwa yang tenang akan kita dapatkan bila kita senantiasa dekat dengan sang pencipta Alloh SWT, kita dapat mengupayakannya dengan cara beribadah dan memperbanyak dzikir kepada Alloh SWT, maka ketenangan jiwa tersebut optimis akan kita dapatkan. 
          InshaAlloh sebesar apapun masalah yang menimpa, maka hati kita tetap terasa tenteram dan nyaman.
          Ketenangan jiwa ini dapat kita ibaratkan sebagai pohon dan buah, maka pohon tersebut adalah ketenangannya dan buahnya adalah kebahagiaannya.Berawal dari pohon dahulu, kemudian buahnya, berawal dari ketenangan dahulu kemudian berakhir bahagia.
Begitulah...InshaAlloh...

Wallohu'alam


















Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Ramadhan Terbaru, maknanya dalam dan puitis

PUISI CINTA