1. MANUSIA DALAM ISTIDRAJ
By, Amad Shoffanuddin
Bin Muslimin
Sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, dimana seseorang itu tampak kehidupannya bahagia, serba kaya dan selalu berhasil dalam menjalani usaha apapun yang dia lakukan, padahal nyata-nyata dia jauh dari perintah Alloh SWT dan tidak melaksanakan anjuran dari nabinya. Di dalam kehidupannya terkesan jauh dari nilai-nilai agama yang dia anut bahkan kecenderungannya selalu ingkar. Namun begitu kita lihat dalam kehidupannya terus meningkat, baik itu dari segi kekayaan, pangkat, jabatan maupun strata sosialnya. Maka jangan heran terhadap kasus-kasus seperti ini, di jaman sekarang banyak kita temukan, inilah yang di dalam agama islam di namai dengan istidraj, yaitu suatu kondisi dimana Alloh SWT membiarkan dan memposisikan orang seperti ini di dalam perangkapnya. Alloh SWT membiarkan dia dalam kondisi terbuai, terlena nyaman dalam kesesatannya sehingga semakin bertambah dosa-dosanya, dan nanti akan dahsyat pula siksaannya.
Dalam anggapan manusia harta, pangkat, jabatan yang dia peroleh adalah dari keberkahan hidupnya padahalal hidupnya jelas-jelas tidak berkah karena jauh dari perintah Alloh SWT.
Disaat inilah Alloh SWT telah mencabut keberkahan hidupnya.
Benar sekali hadis yang telah diriwayatkan oleh Ahmad bahwa, bila kamu melihat Allah memberi pada hamba dari (perkara) dunia yang diinginkannya, padahal dia terus berada dalam kemaksiatan kepada-Nya, maka (ketahuilah) bahwa hal itu adalah istidraj (jebakan berupa nikmat yang disegerakan) dari Allah.
Diatas tadi saya menyinggung tentang jebakan/perangkap Alloh SWT, benarlah demikian karena bukan hanya kesengsaraan saja yang di golongkan dalam cobaan/ujian namun kenikmatan juga sebuah ujian, bahkan efeknya sangat membahayakan bagi jiwa pelakunya, karena akan membawa efek lupa, takabbur, congkak, kurang peka dan membanggakan diri.
Kebanyakan manusia seringkali kuat mengalami ujian yang menyengsarakan dan menggerus dada, namun tak pernah kuat dengan kenikmatan yang berlebih-lebih yang seharusnya manusia lebih ringan dalam hidup, lebih bahagia dan lebih banyak kesempatan dalam beribadah, namun justeru memberi efek sebaliknya.
Alloh SWT pada dasarnya tidak menghalangi manusia untuk kaya raya, bahagia, tinggi jabatannya, namun Alloh hanya tidak ingin hambanya hidup dalam keadaan lupa, ingkar dan sombong. Oleh karena itu hidup yang serba kekurangan, serba cobaan bisa jadi itu lebih baik pada akhirnya nanti karena manusia berkecenderungan untuk selalu merintih, mengaduh dan berdoa kepada Tuhannya.
Keingkaran yang dilakukan manusia dalam istidrajnya seringkali tidak disadari bahwa itu hanyalah perangkat maut yang akan membinasakan hidupnya, maka semakin jauh pula dia jauh dari ketaatan kepada Alloh SWT dan tentunya tingkat bahagianya juga semakin tak terukur, tingkat lupanya juga semakin tak terukur, nah di saat inilah lalu Alloh SWT membinasakannya, dan tentunya derita yang dialami manusia istidraj juga semakin dahsyat pula.
Inilah suatu siksa yang di sengajakan oleh Alloh SWT untuk memberi hukuman, tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Alloh SWT pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Alloh siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.
Sungguh mengerikan..
Semoga kita terjaga dari istidraj, Amin...
Wallohu'alam
2. RENUNGANKU
By,
Amad Shoffanuddin
Bin Muslimin
Hidup bukan hanya berhenti di dunia saja, kalau hanya di dunia, pertanyaannya untuk apa Alloh menciptakan dunia seisinya dengan begitu mahal dan hebat ini ? Ini menunjukan bahwa Alloh sengaja menciptakan Alam seisinya sebagai fasilitas manusia untuk mendapatkan sebuah catatan (pahala dan dosa), bukankah sangat pantas manusia mendapatkan catatan dosa dan pahala..bukankah semua manusia telah di lengkapi dengan cipta, rasa dan karsa. Kalau hidup hanya sampai di dunia dan setelah itu musnah tak berbekas rasa-rasanya tidak mungkin, lalu bagaimana dengan prinsip kehidupan itu sendiri bahwa segala sesuatu berawal dari yang tidak ada kemudian di adakan dan akan di tiadakan lagi, lalu setelah di tiadakan kemana ruh akan pergi ? Bukankah ruh itu bersifat kekal dan tidak pernah musnah..?
Pengadilan dan keadilan itu bukan hanya di dunia saja, kalau hanya di dunia saja, pertanyaannya bagaimana Alloh akan memberi penghargaan dan balasan kepada manusia yang berpahala dan beramal baik, dan bagaimana dengan nasib orang-orang jahat dan berbuat kerusakan, lalu bagaimana nasib orang-orang yang hidupnya di dholimi orang lain sedangkan dia tidak mampu membalasnya, padahal ingin membalasnya, adilkah itu semua..? jika hidup berakhir saja tanpa pengadilan dan keadilan maka sangat bertentangan dengan prinsip dasar hukum alam dan hukum kemanusiaan itu sendiri yakni manusia enggan untuk di sakiti, jangankan manusia hewanpun tak rela bila di sakiti, maka yakin sekali bahwa balasan baik dan buruk diatas keadilan itu nyata.
Bersuami isteri itu bukan hanya berakhir di dunia saja, kalau hanya berakhir di dunia,
pertanyaannya, bagaimana dengan pasangan suami isteri yang menjalin rumah tangga penuh cinta dan komitmen bersama , mereka membina dengan perjuangan dan air mata, bukankah mereka mengharap untuk abadi, bukankah mereka pantas untuk mendapat penghargaan..? Bukankah pernikahan itu suci dan harus ada disaksinya..? dan Alloh juga telah ridho menjadi saksinya. Juga bagaimana nasib pasangan yang terhianati, terluka, dan telah berbeda prinsip lalu ingin berpisah namun tak terwujud sampai meninggalnya, padahal mereka sudah tidak menginginkan bersama lagi, Apakah Alloh akan membiarkan mereka tetap bersama sampai di akhirat..? Kalau di ukur dari pertimbangan akal sehat dan ranah pesikologis itu sangat tidak masuk akal dan berlawanan dengan naluri jiwa. Maka yakin bahwa pasangan yang berumahtangga dengan penuh perjuangan, ketulusan, saling setia, saling menjaga akan di pertemukan kembali, dan yang tidak setia, tidak tulus, mencurangi akan terpisahkan diantara mereka, karena mereka telah beda pandangan, beda prinsip dan telah timbul rasa benci diantara mereka.
Seorang tersangka kejahatan akan sangat panjang untuk mendapatkan vonis atas perbuatannya, banyak sekali hal yang harus di ungkap oleh hakim berikut bukti kejahatannya, bisa berbulan bulan bahkan bertahun-tahun baru dapat vonis hukumannya, pertanyaannya, bagaimana mungkin seseorang di akhirat itu akan cepat mendapat vonisnya,ke surga atau neraka, sedangkan yang di hisab itu meliputi semua perbuatannya baik itu yang baik maupun yang buruk, ini akan membutuhkan waktu yang samgat panjang karena melibatkan pertanggungjawaban fisiknya, hatinya dan pikirannya, semuanya akan di mintai pertanggung jawaban, sedangkan jumlah manusia itu sangat banyak berjuta-juta bahkan bermilyar-milar. Pantas saja jika kita akan mendapat antrian yang sangat panjang sedangkan diakhirat kelak belum tau tempatnya seperti apa, bisa jadi tak ada tempat bernaung, betapa haus, lapar panasnya saat itu, bahkan konon kabarnya kita akan tenggelam dengan keringat kita sendiri, kita bayangkan saja, kita hanya terkena panas matahari di dunia saja keringat kita bercucuran dan kelabakan, apalagi di akherat kelak mau seperti apa, padahal saat itu penuh lautan manusia dengan bermacam macam warna kulit, keringat dan tabiat. Sangat masuk akal bila hidup setelah mati itu akan sangat panjang, dan sangat melelahkan.
Sangat masuk akal bila orang orang kecil itu akan ringan pertanggungjawabannya di akherat kelak, sebab mereka hidupnya serba biasa, sederhana dan segala sesuatunya serba minim, harta benda minim, pangkat jabatan tidak punya, tidak banyak tingkah laku yang memungkinkan peluang dosa, bersosialisasi dengan orang lain juga terbatas, meminimkan dosa kepada sesama, bagaimana mungkin orang seperti ini akan mendapatkan banyak tilangan dari Alloh, pertanyaannya lalu apa yang harus di pertanggungjawabkan orang seperti ini.? seandainyapun itu ada itupun sedikit dan kemungkinan akan lebih cepat proses penghisabannya, dan ketika dia harus di siksa atas dosanya tentunya akan lebih singkat waktunya dan akan lebih cepat diangkat kesurganya.
Wallohu'alam
3. ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐..?
๐๐ฆ๐ต๐ถ๐ญ ๐ด๐ฆ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช ๐ฌ๐ข๐ต๐ข-๐ฌ๐ข๐ต๐ข ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ถ๐ข :
๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐
๐๐๐-๐๐๐ ๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐
๐๐ฐ๐ฏ๐ต๐ฐ๐ฉ,
๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐
๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐
๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐
๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐
๐๐ข๐ฌ๐ข,
๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐
๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐
๐๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ข ๐ช๐ต๐ถ ๐ด๐ถ๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช ๐ณ๐ถ๐ฎ๐ถ๐ด ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฉ๐ถ๐ฌ๐ถ๐ฎ ๐ต๐ฆ๐ฃ๐ข๐ณ ๐ต๐ถ๐ฏ๐ข๐ช.
๐๐ฆ๐ณ๐ถ๐ด...
๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐..?
๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐
4. SUAMI SUKSES ADA ISTRI YANG HEBAT
By,
Amad Shoffanuddin
Bin Muslimin
Banyak yang mengatakan, kalau di balik sukses nya seorang laki-laki pasti ada wanita hebat dibelakangnya. Sudah banyak kisah yang telah membuktikan hal ini, misalnya kisah di balik kesukseksan Bapak Habibie ada sosok Ibu Ainun. Cinta mereka adalah cinta yang sebenarnya dan abadi.
Pria tidak akan pernah terlepas dari sosok wanita didalam kehidupannya. Sulit membayangkan jika hidup tanpa kehadiran seorang wanita. Pastinya akan terasa hampa dan tidak ada harapan.
Ini yang menjadi alasan mengapa dibalik kesuksesan pria sebegitu bergantungnya terhadap peran wanita di belakangnya.
Berikut ini, alasan mengapa dibalik kesuksesan seorang pria ada wanita dibaliknya.
1. SETIA
Seorang isteri yang pandai menjaga diri dan harta suami, di saat suami terpuruk, istri adalah orang yang selalu setia mendampingi suami. Sejatuh apapun suami seorang isteri tidak mencemooh, karena istri adalah wanita setia yang selalu ada untuk suami. Selalu ada baik suka maupun duka, selalu setia baik masih cinta maupun tidak cinta dan kesetiaannya itu tidak berubah. Bila seorang isteri tidak setia akan fatal akibatnya, semua lini akan terkena imbasnya.
2. WANITA PENYEMANGAT HIDUP
Istri juga penyemangat hidup bagi para pria. Hanya cinta kepada istri dan keluargalah yang membuat pria selalu berusaha keras berjuang demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Istri juga selalu menyemangati di saat sedang lelah, terpuruk atau mengalami masa-masa sulit lainnya sehingga suami dapat bangkit dan tidak patah semangat.
3. PENDENGAR SETIA
Jika ada masalah, istri adalah teman curhat yang terbaik, bukan malah mencibir dan menjatuhkan mentalnya. Selalu bisa menjadi pendengar sejati saat kita membutuhkan.
4. PENDUKUNG USAHA
Istri selalu menjadi pendukung yang setia, selalu berdoa mendukung kita dalam usaha. Sangat ironis jika isteri menuntut kesuksesan sang suami namun dibelakang selalu berbuat curang dan menghianati.
5. PERHATIAN
Istri memberikan perhatiannya kepada suami, baik di depan maupun di belakang suami, bukan hanya di depan saja perhatiannya namun di belakangnya dia menjatuhkan suaminya. Sama suaminya mukanya kecut sedangkan sama orang lain bermanis-manis. Dari bangun sampai tidur kembali, istri mencurahkan seluruh hidupnya demi keluarganya.
6. SABAR
Di saat kita memiliki masalah dalam membangun kesuksesan, terkadang istri sering menjadi pelampiasan. Namun begitu isteri tetap mengerti dan selalu bersabar untuk kita.
7. PENGERTIAN
Harapannya seorang istri adalah orang yang paling mengerti kita. Mengerti untuk memberikan sikap positif, bukan malah mencari kelemahan dan kelengahan suami untuk dimanfaatkannya. Dia tahu apa yang suami butuhkan. Seperti sudah ada sinyal batin, sehingga membuat istri menjadi sosok yang paling mengerti tentang hidup suaminya.
Itulah peran penting seorang isteri bagi suami, begitu berartinya dia karena dapat memberi pengaruh di semua sendi kehidupan sang suami.
Jangan pernah berharap suami sukses dalam dunia dan akhirat bila isterinya adalah sosok yang rapuh dan lemah.
Wallohua'lam
5. BIBIT, BOBOT DAN BEBET
By,
Amad Shoffanuddin
Bin Muslimin
Mencari mantu/menentukan pasangan hidup menurut filosofi Jawa
BIBIT (Asal usul/keturunan)
Di sini kita diajarkan untuk konsen terhadap asal-usul calon menantu dan calon pasangan hidup.Jangan sampai memilih menantu/pasangan hidup bagai memilih kucing dalam karung, yang asal-usulnya tidak jelas, keluarganya juga remang-remang, kita harus selektif karena tatkkala orang tuanya adalah orang yang suka mencuri, tukang selingkuh atau suka memfitnah maka keturunannya juga akan mewarisi sifat tersebut, ini sistem genetika maka akan ada kecenderungan untuk melakukan hal yang sama kelak di kemudian hari,bila ini terjadi bisa sangat fatal.
Ingatlah akan pepatah :
"Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya"
"Air cucuran atap jatuhnya ke pelimpahan juga"
Namun, bukan berarti kita harus mencari keturunan โdarah biruโ, tetapi setidaknya calon menantunya punya latar belakang yang jelas dan berasal dari keluarga yang baik-baik.
BOBOT (Karakter/ kualitas diri)
Baik lahir maupun batin. Meliputi keimanan (kepahaman agamanya), pendidikan, pekerjaan, kecakapan, dan perilaku.Rekam jejak ini sangat penting untuk kita amati, karena ketika kita menemukan orang yang sudah rusak kerpribadiannya maka rusak pula fisiknya.Kerusakan pada pribadi ini sedikit banyak akan menurun ke anak cucu keturunan seorang manusia.Seorang anak akan ada kecenderungan mewarisi kerusakan sifat tersebut. Filosofi bebet ini mengajarkan kepada Kita ketika mau ngundhuh mantu/mencari pasangan haruslah mempertimbangkan hal-hal tersebut dengan selektif.
BEBET (Kedudukan/kekayaan)
Bebet ini masuk dalam urutan ke tiga, ini memang penting tapi tidak terlalu penting. Dalam filosofi Jawa mengatakan, โAja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemaremanโ, (Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi).
Tetapi alangkah baiknya hal ini juga menjadi pertimbangan juga karena status sosial adalah kebutuhan dasar seorang manusia.
Demikianlah prinsip dasar dalam memilih calon mantu dan pasangan hidup dalam filosofi jawa kuno, perinsip dasar tersebut untuk bisa di lakukan kalau kita ingin selamat dan tidak ingin celaka baik dunia dan akherat. Waspadalah..
6. ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐
๐๐บ.
๐๐ฎ๐ข๐ฅ ๐๐ฉ๐ฐ๐ง๐ง๐ข๐ฏ๐ถ๐ฅ๐ฅ๐ช๐ฏ
๐๐ช๐ฏ ๐๐ถ๐ด๐ญ๐ช๐ฎ๐ช๐ฏ
๐๐ฆ๐ฃ๐ช๐ข๐ด๐ข๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ง๐ช๐ฌ๐ช๐ณ ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ถ๐ด๐ช๐ข ๐ด๐ฆ๐ณ๐ช๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช ๐ด๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ญ๐ช๐ณ๐ถ ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐ด๐ฆ๐ด๐ถ๐ข๐ต๐ถ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ๐ฏ๐บ๐ข ๐ด๐ฆ๐ฅ๐ฆ๐ณ๐ฉ๐ข๐ฏ๐ข ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ณ๐ช๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ. ๐๐ฆ๐ฃ๐ช๐ข๐ด๐ข๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ง๐ช๐ฌ๐ช๐ณ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ญ๐ช๐ณ๐ถ ๐ช๐ฏ๐ช ๐ด๐ฆ๐ณ๐ช๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฅ๐ช ๐ด๐ข๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐ฌ๐ข๐ณ๐ฆ๐ฏ๐ข ๐ฌ๐ฆ๐ฃ๐ข๐ฏ๐บ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ถ๐ด๐ช๐ข ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ด๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ต ๐ซ๐ข๐ถ๐ฉ ๐ฐ๐ญ๐ฆ๐ฉ ๐ถ๐ณ๐ถ๐ด๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฌ๐ต๐ช๐ง๐ช๐ต๐ข๐ด ๐ฌ๐ฆ๐ด๐ฆ๐ฉ๐ข๐ณ๐ช๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ด๐ช๐ง๐ข๐ต ๐ฌ๐ฆ๐ฅ๐ถ๐ฏ๐ช๐ข๐ข๐ฏ ๐ด๐ข๐ซ๐ข.
๐๐ฐ๐ฏ๐ต๐ฐ๐ฉ ๐ฎ๐ช๐ด๐ข๐ญ๐ฏ๐บ๐ข,
๐๐ฆ๐ด๐ฆ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ฆ๐ณ๐ช๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช ๐จ๐ข๐ญ๐ข๐ถ ๐ด๐ข๐ข๐ต ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฃ๐ช๐ด๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ค๐ข๐ฑ๐ข๐ช ๐ข๐ฑ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ช ๐ค๐ช๐ต๐ข-๐ค๐ช๐ต๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ, ๐ด๐ฆ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ต๐ช ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ช๐ฏ๐จ๐ช๐ฏ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ณ๐ฆ๐ด๐ต๐ข๐ด๐ช ๐จ๐ฆ๐ฎ๐ช๐ญ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐ฃ๐ช๐ฅ๐ข๐ฏ๐จ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฅ๐ฆ๐ฎ๐ช๐ฌ ๐ฎ๐ข๐ถ๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ฏ๐ฐ๐ฏ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฅ๐ฆ๐ฎ๐ช๐ฌ, ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ค๐ข๐ฑ๐ข๐ช ๐ฑ๐ข๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ต ๐ซ๐ข๐ฃ๐ข๐ต๐ข๐ฏ ๐ต๐ช๐ฏ๐จ๐จ๐ช, ๐ฅ๐ข๐ฑ๐ข๐ต ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ข๐ฏ๐จ๐ถ๐ฏ ๐ณ๐ถ๐ฎ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ธ๐ข๐ฉ, ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ญ๐ช ๐ฌ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ข๐ณ๐ข๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ธ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ข๐ถ๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ฎ๐ฑ๐ข๐ต ๐ถ๐ด๐ข๐ฉ๐ข ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ข๐ซ๐ถ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ฆ๐ฏ.
๐๐ฆ๐ต๐ช๐ฌ๐ข ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐จ๐ข๐จ๐ข๐ญ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข๐ช๐ฉ๐ฏ๐บ๐ข ๐ญ๐ข๐ญ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ถ๐ข๐ต ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐จ๐ข๐ญ๐ข๐ถ, ๐ฑ๐ข๐ต๐ข๐ฉ ๐ด๐ฆ๐ฎ๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ต ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ถ๐ต๐ถ๐ด ๐ข๐ด๐ข.
๐๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฌ๐ฆ๐จ๐ข๐ญ๐ข๐ถ๐ข๐ฏ ๐ช๐ฏ๐ช ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ญ๐ถ ๐ฉ๐ข๐ฅ๐ช๐ณ ๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐ฑ๐ช๐ฌ๐ช๐ณ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ช๐ต๐ข, ๐ฌ๐ข๐ณ๐ฆ๐ฏ๐ข ๐ฌ๐ข๐ญ๐ข๐ถ ๐ฅ๐ช๐ฑ๐ช๐ฌ๐ช๐ณ-๐ฑ๐ช๐ฌ๐ช๐ณ ๐ถ๐ญ๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ฆ๐ฏ๐ต๐ข๐ฏ๐จ ๐ต๐ถ๐ซ๐ถ๐ข๐ฏ ๐ฉ๐ช๐ฅ๐ถ๐ฑ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ๐ฏ๐บ๐ข, ๐ต๐ฆ๐ฏ๐ต๐ข๐ฏ๐จ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ต๐ข๐ฏ๐จ๐จ๐ถ๐ฏ๐จ-๐ซ๐ข๐ธ๐ข๐ฃ๐ข๐ฏ ๐ฉ๐ช๐ฅ๐ถ๐ฑ ๐ฅ๐ช ๐ฉ๐ข๐ฅ๐ข๐ฑ๐ข๐ฏ ๐ด๐ข๐ฏ๐จ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ค๐ช๐ฑ๐ต๐ข ๐ฏ๐ข๐ฏ๐ต๐ช, ๐ถ๐ณ๐ถ๐ด๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ถ๐ฏ๐ช๐ข ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ถ๐ณ๐ถ๐ด๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ต ๐ฌ๐ฆ๐ค๐ช๐ญ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ด๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ต ๐ณ๐ช๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ. ๐๐ต๐ถ ๐ด๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ข ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ง๐ฆ๐ฌ ๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐ถ๐ณ๐ถ๐ด๐ข๐ฏ ๐ข๐ฌ๐ฉ๐ช๐ณ๐ข๐ต ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ต๐ข๐ฏ๐จ๐จ๐ถ๐ฏ๐จ๐ซ๐ข๐ธ๐ข๐ฃ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ช๐ณ๐ช ๐ฅ๐ช ๐ฉ๐ข๐ฅ๐ข๐ฑ๐ข๐ฏ ๐๐ญ๐ญ๐ฐ๐ฉ ๐๐๐ ๐ข๐ฑ๐ข ๐ฃ๐ช๐ญ๐ข ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐จ๐ข๐จ๐ข๐ญ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข๐ช๐ฉ๐ฏ๐บ๐ข.
๐๐ฐ๐ญ๐ฆ๐ฉ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐จ๐ข๐ญ๐ข๐ถ, ๐ฃ๐ฐ๐ญ๐ฆ๐ฉ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ณ๐ฆ๐ด๐ข๐ฉ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ธ๐ข๐ซ๐ช๐ฃ ๐ด๐ต๐ณ๐ฆ๐ด ๐ต๐ถ๐ซ๐ถ๐ฉ ๐ต๐ถ๐ณ๐ถ๐ฏ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฑ๐ข ๐ฃ๐ช๐ญ๐ข ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฃ๐ช๐ด๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐ญ๐ข๐ฏ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ธ๐ข๐ซ๐ช๐ฃ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ฐ๐ฌ๐ฐ๐ฌ ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ข๐จ๐ข๐ช ๐ช๐ฏ๐ด๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐จ๐ข๐ฎ๐ข ๐ช๐ด๐ญ๐ข๐ฎ ๐บ๐ข๐ช๐ต๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐ญ๐ข๐ฏ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ณ๐ถ๐ฌ๐ถ๐ฏ ๐ช๐ฎ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ณ๐ถ๐ฌ๐ถ๐ฏ ๐ช๐ด๐ญ๐ข๐ฎ ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ, ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข๐ฉ๐ข๐ญ ๐ฉ๐ข๐ญ ๐ช๐ต๐ถ ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฅ๐ช ๐จ๐ข๐ณ๐ช๐ด๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐ข๐จ๐ข๐ฎ๐ข, ๐ซ๐ฆ๐ญ๐ข๐ด-๐ซ๐ฆ๐ญ๐ข๐ด ๐ช๐ต๐ถ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฏ๐ต๐ข๐ฉ ๐ฅ๐ข๐ณ๐ช ๐๐ญ๐ญ๐ฐ๐ฉ ๐๐๐ ๐ถ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ ๐ฅ๐ช ๐ซ๐ข๐ญ๐ข๐ฏ๐ช, ๐ต๐ฆ๐ฏ๐ต๐ถ ๐ด๐ข๐ซ๐ข ๐ฌ๐ฆ๐ญ๐ข๐ฌ ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ต๐ข๐ฏ๐จ๐จ๐ถ๐ฏ๐จ๐ซ๐ข๐ธ๐ข๐ฃ๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข , ๐ซ๐ข๐ฅ๐ช ๐ซ๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ญ๐ข๐จ๐ช ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข๐ด๐ข ๐จ๐ข๐ญ๐ข๐ถ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ถ๐ต๐ถ๐ด ๐ข๐ด๐ข ๐ข๐ฑ๐ข ๐ฃ๐ช๐ญ๐ข ๐จ๐ข๐จ๐ข๐ญ ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข๐ช๐ฉ ๐ถ๐ณ๐ถ๐ด๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ถ๐ฏ๐ช๐ข ๐ต๐ฆ๐ณ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ถ๐ต.
๐๐ฏ๐จ๐ข๐ต๐ญ๐ข๐ฉ, ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ต๐ข๐ฏ๐บ๐ข๐ข๐ฏ pertama dan ๐ฑ๐ณ๐ช๐ฏ๐ด๐ช๐ฑ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ข๐ฌ๐ข๐ญ ๐ฅ๐ช ๐ต๐ฆ๐ณ๐ช๐ฎ๐ข ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ถ๐ด๐ช๐ข ๐ฅ๐ช ๐ข๐ฌ๐ฉ๐ช๐ณ๐ข๐ต ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ด๐ฆ๐ฑ๐ถ๐ต๐ข๐ณ ๐ฌ๐ฆ๐ช๐ด๐ญ๐ข๐ฎ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ช๐ฎ๐ข๐ฏ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ช๐ต๐ข (๐ด๐ฉ๐ฐ๐ญ๐ข๐ต ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ) ๐ฃ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ญ๐ข๐จ๐ช ๐ต๐ฆ๐ฏ๐ต๐ข๐ฏ๐จ ๐ฑ๐ข๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ต ๐ซ๐ข๐ฃ๐ข๐ต๐ข๐ฏ, ๐ฃ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ฏ๐ต๐ข๐ฏ๐จ ๐ณ๐ถ๐ฎ๐ข๐ฉ, ๐ฎ๐ฐ๐ฃ๐ช๐ญ ๐ฅ๐ด๐ฃ.
๐๐ข๐ณ๐ช ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ช๐ฏ๐จ๐ข๐ต-๐ช๐ฏ๐จ๐ข๐ต ๐ญ๐ข๐จ๐ช ๐ฃ๐ข๐ฉ๐ธ๐ข ๐ฉ๐ถ๐ฌ๐ถ๐ฎ "๐ณ๐ถ๐ฌ๐ถ๐ฏ" ๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐ช๐ด๐ญ๐ข๐ฎ ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฉ๐ข๐ณ๐ถ๐ด ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฉ๐ข๐ณ๐ถ๐ด ๐ฅ๐ช ๐ซ๐ข๐ญ๐ข๐ฏ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ข๐ฑ๐ข ๐ฃ๐ช๐ญ๐ข ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ช๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ณ ๐ต๐ฆ๐ฏ๐ต๐ข๐ฏ๐จ ๐ฉ๐ข๐ญ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ถ๐ต ๐ฎ๐ข๐ฌ๐ข ๐ด๐ต๐ข๐ต๐ถ๐ด๐ฏ๐บ๐ข "๐ฃ๐ข๐ต๐ข๐ญ ", ๐ฎ๐ข๐ฌ๐ข ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ญ๐ถ ๐ฅ๐ช๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ต๐ข๐ฏ๐บ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ข๐ญ๐ช ๐ด๐ต๐ข๐ต๐ถ๐ด ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ข๐จ๐ข๐ช ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐จ๐ข๐ฎ๐ข ๐ช๐ด๐ญ๐ข๐ฎ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฎ๐ข๐ฏ ๐ช๐ฏ๐ช ๐ข๐ฑ๐ข ๐ฃ๐ช๐ญ๐ข ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐ญ๐ข๐ฏ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ฅ๐ถ๐ข ๐ณ๐ถ๐ฌ๐ถ๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ถ๐ต.
๐๐ฆ๐ณ๐ญ๐ถ ๐ฅ๐ช๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ต๐ข๐ฏ๐บ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ข๐ญ๐ช ๐ฌ๐ฆ๐ข๐ฃ๐ด๐ข๐ฉ๐ข๐ฏ ๐ด๐ต๐ข๐ต๐ถ๐ด ๐ฅ๐ช๐ณ๐ช ๐ฅ๐ช๐ฉ๐ข๐ฅ๐ข๐ฑ๐ข๐ฏ ๐ข๐จ๐ข๐ฎ๐ข, ๐ญ๐ถ๐ญ๐ถ๐ด๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ข๐จ๐ข๐ช ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ช๐ด๐ญ๐ข๐ฎ ๐ช๐ฏ๐ช..? ๐ฃ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ๐ฌ๐ข๐ฉ ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ช๐ด๐ญ๐ข๐ฎ ๐ฉ๐ข๐ณ๐ถ๐ด ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฆ๐จ๐ข๐ฌ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ฅ๐ถ๐ข ๐ณ๐ถ๐ฌ๐ถ๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ถ๐ต..? ๐๐ฑ๐ข๐ฃ๐ช๐ญ๐ข ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฆ๐จ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐ญ๐ข๐ฏ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ฅ๐ถ๐ข ๐ณ๐ถ๐ฌ๐ถ๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ถ๐ต ๐ฎ๐ข๐ฌ๐ข ๐ฌ๐ฆ๐ช๐ด๐ญ๐ข๐ฎ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ฃ๐ช๐ด๐ข ๐ฅ๐ช ๐ฌ๐ข๐ต๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ข๐ต๐ข๐ญ ( ๐ด๐ฆ๐ด๐ถ๐ข๐ช ๐ฉ๐ถ๐ฌ๐ถ๐ฎ "๐ณ๐ถ๐ฌ๐ถ๐ฏ" ๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐ช๐ด๐ญ๐ข๐ฎ )
๐๐ช๐ต๐ข ๐ด๐ฆ๐ณ๐ช๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฌ๐ถ-๐ฏ๐จ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐จ๐ข๐จ๐ข๐ฉ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฃ๐ข๐ฉ๐ธ๐ข ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ช๐ฏ๐ช ๐ช๐ด๐ญ๐ข๐ฎ, ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ช๐ฏ๐ช ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฎ๐ข๐ฏ, ๐ฏ๐ข๐ฎ๐ถ๐ฏ ๐ฅ๐ช ๐ฃ๐ข๐ญ๐ช๐ฌ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฌ๐ถ๐ข๐ฏ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ถ๐ต ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ญ๐ข๐ฌ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐ญ๐ข๐ฏ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ณ๐ถ๐ฌ๐ถ๐ฏ ๐ช๐ด๐ญ๐ข๐ฎ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ณ๐ถ๐ฌ๐ถ๐ฏ ๐ช๐ฎ๐ข๐ฏ ๐ช๐ต๐ถ ๐ด๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ช๐ณ๐ช. ๐๐ฑ๐ข๐ฌ๐ข๐ฉ ๐ฃ๐ฐ๐ญ๐ฆ๐ฉ ๐ฌ๐ข๐ญ๐ข๐ถ ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ฅ๐ช ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ถ๐ต ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ช๐ด๐ญ๐ข๐ฎ, ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ช๐ฎ๐ข๐ฏ..?
๐๐ฆ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ช๐ด๐ธ๐ข ๐ฃ๐ช๐ด๐ข ๐ฅ๐ช ๐ฌ๐ข๐ต๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ญ๐ถ๐ญ๐ถ๐ด ๐ข๐ฑ๐ข ๐ฃ๐ช๐ญ๐ข ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ญ๐ฆ๐ธ๐ข๐ต๐ช ๐ฃ๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฑ๐ข ๐ฌ๐ฆ๐ญ๐ข๐ด ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฆ๐ณ๐ซ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ถ๐ซ๐ช๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฏ๐ช๐ญ๐ข๐ช ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ, ๐ฅ๐ช๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฉ๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฅ๐ข๐ฑ๐ข๐ต๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ณ๐ต๐ช๐ง๐ช๐ฌ๐ข๐ต ๐ฌ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ญ๐ถ๐ด๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ถ๐ฑ๐ข ๐ช๐ซ๐ข๐ด๐ข๐ฉ, ๐ฃ๐ฆ๐จ๐ช๐ต๐ถ ๐ฑ๐ถ๐ญ๐ข ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ด๐ญ๐ข๐ฎ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฎ๐ข๐ฏ, ๐ฃ๐ช๐ด๐ข ๐ฅ๐ช ๐ฌ๐ข๐ต๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ญ๐ถ๐ญ๐ถ๐ด ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฑ๐ณ๐ฆ๐ฅ๐ช๐ฌ๐ข๐ต ๐ช๐ด๐ญ๐ข๐ฎ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ช๐ฎ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ช๐ญ๐ข ๐ต๐ฆ๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ข๐ญ๐ข๐ฏ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ณ๐ถ๐ฌ๐ถ๐ฏ-๐ณ๐ถ๐ฌ๐ถ๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐ฌ๐ฆ๐ข๐จ๐ข๐ฎ๐ข๐ข๐ฏ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ ๐ฑ๐ถ๐ญ๐ข.
๐๐ฐ๐ญ๐ฆ๐ฉ-๐ฃ๐ฐ๐ญ๐ฆ๐ฉ ๐ด๐ข๐ซ๐ข ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ช๐ด๐ญ๐ข๐ฎ, ๐ฃ๐ฐ๐ญ๐ฆ๐ฉ-๐ฃ๐ฐ๐ญ๐ฆ๐ฉ ๐ด๐ข๐ซ๐ข ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ข๐ด๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฎ๐ข๐ฏ, ๐ฏ๐ข๐ฎ๐ถ๐ฏ ๐ฑ๐ฆ๐ณ๐ญ๐ถ ๐ฅ๐ช ๐ช๐ฏ๐จ๐ข๐ต ๐ซ๐ถ๐จ๐ข ๐ฃ๐ข๐ฉ๐ธ๐ข ๐ต๐ช๐ต๐ช๐ฌ ๐ข๐ฌ๐ฉ๐ช๐ณ ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฌ๐ถ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ช๐ด๐ญ๐ข๐ฎ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ช๐ฎ๐ข๐ฏ๐ข๐ฏ ๐ช๐ต๐ถ ๐ฃ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฅ๐ช๐ณ๐ช ๐ฌ๐ช๐ต๐ข. ๐๐ญ๐ข๐ช๐ฎ ๐ฌ๐ฆ๐ญ๐ถ๐ญ๐ถ๐ด๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ช๐ด๐ญ๐ข๐ฎ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ฆ๐ช๐ฎ๐ข๐ฏ๐ข๐ฏ ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ถ๐ด๐ช๐ข ๐ช๐ต๐ถ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐ฅ๐ข ๐ฅ๐ช ๐ด๐ช๐ด๐ช ๐๐ญ๐ญ๐ฐ๐ฉ ๐๐๐. ๐๐ญ๐ญ๐ฐ๐ฉ๐ญ๐ข๐ฉ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฑ๐ข๐ญ๐ช๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฉ๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฆ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ช๐ฏ๐ช ๐จ๐ฐ๐ญ๐ฐ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ข. ๐๐ญ๐ญ๐ฐ๐ฉ๐ญ๐ข๐ฉ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฑ๐ข๐ญ๐ช๐ฏ๐จ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ฉ๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ฆ๐ฏ๐ต๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฌ๐ช๐ต๐ข ๐ญ๐ถ๐ญ๐ถ๐ด ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ต๐ช๐ฅ๐ข๐ฌ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ข๐จ๐ข๐ฎ๐ข ๐ช๐ด๐ญ๐ข๐ฎ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ฃ๐ฆ๐ณ๐ช๐ฎ๐ข๐ฏ.
๐๐ฏ๐ช๐ญ๐ข๐ฉ ๐ฉ๐ข๐ญ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ฆ๐ฅ๐ฆ๐ณ๐ฉ๐ข๐ฏ๐ข ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ณ๐ช๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ด๐ฆ๐ณ๐ช๐ฏ๐จ๐ฌ๐ข๐ญ๐ช ๐ต๐ฆ๐ณ๐ญ๐ถ๐ฑ๐ข๐ฌ๐ข๐ฏ ๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐ฌ๐ฆ๐ฉ๐ช๐ฅ๐ถ๐ฑ๐ข๐ฏ, ๐ฑ๐ข๐ฅ๐ข๐ฉ๐ข๐ญ ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ณ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฉ๐ข๐ญ ๐ต๐ฆ๐ณ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ถ๐ต ๐ด๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ต ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ต๐ช๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐ด๐ข๐ฏ๐จ๐ข๐ต ๐ฑ๐ณ๐ช๐ฏ๐ด๐ช๐ฑ๐ช๐ญ ๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ ๐ด๐ต๐ข๐ต๐ถ๐ด ๐ฅ๐ช๐ณ๐ช ๐ด๐ฆ๐ด๐ฆ๐ฐ๐ณ๐ข๐ฏ๐จ.
๐๐ข๐ญ๐ญ๐ฐ๐ฉ๐ถ'๐ข๐ญ๐ข๐ฎ
7. POHON DAN BUAH
Oleh,
Amad Shoffanuddin
Bin Muslimin
Bias pelangi akan indah dalam pandangan mata saat hati dalam kondisi tenteram penuh kedamaian. Rembulan di malam hari akan terasa syahdu saat hati kita tenteram penuh kedamaian.
Ternyata semua yang tampak dalam pandangan mata itu akan terasa indah dan dapat ternikmati bila kondisi hati berbinar penuh kedamaian, ketenangan dan kegembiraan.
Hidup ini bukan sekedar mencari kebahagiaan saja tapi jauh yang lebih berarti yaitu ketenangan. Kalau hanya sekedar mencari kebahagiaan seharusnya dengan harta saja manusia akan bahagia, tetapi kenyataannya banyak manusia yang tidak terbahagiakan sebab harta, dengan hartanya yang melimpah justeru di situ menjadi sumber masalah dan sumber kegelisahan.
Banyak manusia yang menganggap kebahagiaan itu terletak pada nafsu birahi, dengan mengumbar nafsu semaunya tanpa aturan syar'i agar bisa berbahagia, dengan mengeksploitasi nafsu birahi dari waktu ke waktu di anggap akan membahagiakan.Tapi benarkah akan bahahia..? Bahagia emang iya.. gembira emang iya... tapi hanya sesaat saja tentunya.. setelah itu dampaknya jauh lebih menyengsarakan.
Sebenarnya kalau kita mencari kebahagian yang sifatnya sejati kita tidak akan pernah menemukannya didunia ini, karena didunia ini apapun itu bentuknya akan selalu berubah dan berganti dari waktu ke waktu. Tangis dan tawa senantiasa mengiringi kehidupan dunia. Lain halnya kalau yang kita cari dan kita upayakan adalah ketenangan, dalam hal ini adalah ketenteraman batin, maka kita akan bisa menemukannya, jiwa yang tenang akan kita dapatkan bila kita senantiasa dekat dengan sang pencipta Alloh SWT, kita dapat mengupayakannya dengan cara beribadah dan memperbanyak dzikir kepada Alloh SWT, maka ketenangan jiwa tersebut optimis akan kita dapatkan.
InshaAlloh sebesar apapun masalah yang menimpa, maka hati kita tetap terasa tenteram dan nyaman.
Ketenangan jiwa ini dapat kita ibaratkan sebagai pohon dan buah, maka pohon tersebut adalah ketenangannya dan buahnya adalah kebahagiaannya.Berawal dari pohon dahulu, kemudian buahnya, berawal dari ketenangan dahulu kemudian berakhir bahagia.
Begitulah...InshaAlloh...
Wallohu'alam
Komentar
Posting Komentar